Subang, Nitikan.id – Proyek pembangunan jalan Pamanukan-Pagaden tepatnya di wilayah desa Rancasari menjadi perhatian warga karena dianggap setengah-setengah.
Pasalnya, setelah pembangunan rigid jalan Pamanukan-Pagaden selesai dilaksanakan pada awal September 2022, di sepanjang jalan tersebut belum dilakukan pengurugan bahu jalan (berem), sehingga jalan tersebut kini rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Agus, warga desa Rancasari, ketika dimintai tanggapan, minggu ( 27/11/2022), menuturkan, pengurugan bahu jalan provinsi itu sudah sepantasnya segera dilaksanakan. Hal itu menyusul banyaknya insiden kecelakaan lalu lintas terjadi.
Sejak dibangunnya jalan rigid dengan ketinggian hingga mencapai 50 centimeter tersebut, jalan ini menjadi rawan. Hal itu dikarenakan bahu jalan (berem) tidak ada.
“Karena itu kami berharap, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui dinas terkait segera memerintahkan kontraktor proyek untuk mengurug bahu jalan di sepanjang jalan ini,” kata Agus.
Ditambahkan Agus, bahu jalan yang belum diurug sangat membahayakan pengguna jalan apalagi sekarang sudah mulai memasuki musim hujan. Untuk itu, perlu secepatnya dilakukan pembereman.
Dari pantauan nitikan.id, jalan sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer tersebut saat ini rawan kecelakaan. Kondisi itu disebabkan karena ketinggian bahu jalan yang tidak disertai pembereman. Banyak kendaraan yang terperosok, terutama pengguna jalan yang belum mengetahui.

