• Home
  • Headline
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi – Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Politik
  • Profile
  • Teknologi
  • Science
  • Wisata
Selasa, Juni 17, 2025
Nitikan.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Headline
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi – Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Politik
  • Profile
  • Teknologi
  • Science
  • Wisata
  • Home
  • Headline
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi – Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Politik
  • Profile
  • Teknologi
  • Science
  • Wisata
No Result
View All Result
nitikan.id
No Result
View All Result
Home Entertainment

Perfection, No Room for Error

Awod Cobreti by Awod Cobreti
09/07/2023
in Entertainment, Internasional
0 0
0
Perfection, No Room for Error
0
SHARES
121
VIEWS
Bagi ke WhatsAppBagi ke Facebook

 

Film Free solo yang dipersembahkan National geograpic ini dirilis akhir 2018, dan langsung menyabet 9 trofi penghargaan. Bukan hanya bercerita tentang perjuangan dan kesungguhan serta determinasi dan keterampilan, melainkan sebuah transformasi. Bahwa keberanian, tidak harus selalu dibungkus dengan sikap fatalis dingin yang beku. Bahwa tekad bulat, tidak harus dihiasi dengan wajah memerah garang. Bahwa komitmen, tak perlu dilukis layaknya kanvas datar, yang tanpa warna, tanpa rasa

 

Nitikan.id – Alex Honnold adalah rock climber yang memang keren alih-alih di sebut “sinting”. Berkeliling dunia hanya untuk memanjat dinding-dinding batu yang dikenal sulit. Free climbing dilakukan seorang diri (solo climbing) dan tanpa alat bantuan pengamanan sama sekali.

Baca lainnya

Trump Ancam Iran: Kalian Sedang Menggali Kubur Sendiri

Membangun Ekonomi Kreatif dan Membranding Indonesia Lewat Media Sosial

Berbeda dengan artificial climbing, yang menggunakan tali bantuan, dan seperangkat alat untuk dijadikan runner. Yang di atas bertindak sebagai leader untuk membuka jalan dan memasang runner. Terhubung dengan personil lainnya, yang bertugas sebagai belayer.

Era 70-an saat itu yang diajarkan dan dilatih adalah metode free climbing. Saat itu artificial belum populer, karena alat-alat mountaineering yang terbatas.

Menggunakan tali dadung yang berat. Karabiner dan paku tebing terbuat dari besi, sama beratnya Jadi yang praktis dan murah ya free climbing.

Free climbing menuntut satu hal, yaitu “perfection”, atau kesempurnaan. No room for error, karena sekali saja salah pegang, salah pijak, jurang dibawah menganga tengah menanti. Lalu sang gravitasi memainkan perannya.

Alex memang ekstra perfect. Bagi dia, hidup hanya berarti, saat dihadapkan pada kematian dalam batas-batasnya yang sangat tipis.

Bayangan kematian, adalah guru paling sempurna untuk mengajari sang kehidupan, agar bijak dalam memilih langkah dan pegangan.

Alex, seperti kata kawannya, dikenal tak kenal takut dan pantang menyerah, dan membawanya ke puncak elite para rock-climber kelas dunia.

Suatu waktu dia ditawari agar otaknya di scan dengan alat MRI. Hasilnya memang benar. Bagian amigdala nya memang agak pasif dan kurang reaktif. Dalam film free-solo ini adegan tersebut ditampilkan.

Alex yang polos, hanya bisa cengar cengir saja, ketika dikatakan otaknya masih waras, hanya ada kelainan di amigdala saja. Yaitu bagian dari otak limbik, sebesar kacang almond yang merespon rasa takut dan khawatir.

Limbik adalah bagian dari otak yang menyensor stimulus, untuk menghasilkan sensasi tertentu, berupa rasa atau emosi.

Saat bagian amigdala ini kurang aktif, artinya Alex, memang cenderung emosinya lempeng alias flat. Kadang kelewatan banget, jauh dari jaim, polos dan jadi kaya bodor.

Hidup dalam sebuah mobil Van, tanpa rumah, dijalaninya dengan enjoy saja. Tak pernah punya pacar, bahkan juga tak tertarik untuk sekedar kencan.

Lebih enjoy manjat tebing, daripada harus gaul sama cewek. Lagipula Alex bukan dari jenis yang suka ngobrol, bahkan cenderung penyendiri.

Pernah, rencana pemanjatan El Capitan mulai disusun, lengkap dengan team. Rute disusun dalam bentuk rencana perjalanan, dan semua dicoba dulu dengan menggunakan metoda artificial.

Kemudian dibuat rencana tahap-tahapan rute, dalam bentuk “pitchs”. Ditandai pada pitch ke 6 di ketinggian 150 meter, ada handikap sangat berat. Dicoba dengan artifisial, jalur itu ternyata sulit ditempuh.

Ketiadaan pegangan dan medan licin, membuatnya terjatuh entah berapa kali. Untung ada tali pengaman. Padahal jika free climbing, maka hal itu akan berakibat fatal.

Dalam masa perencanaan dan pelatihan itulah, sesuatu terjadi. Seorang fans Alex, perempuan bernama Sasi Mc Candless mendekati, dan Alex juga mulai kepincut, walau di awal nampak seperti ogah-ogahan.

Cinta dan perhatian Sasi, membuat Alex mulai merasakan adanya desiran rasa sayang serta perhatian.

Masalah mulai muncul. Kelainan pada amigdalanya yang pasif, membuat alex kesulitan dalam mempersepsi kedekatan rasa atau emosi selama hidupnya.

Tumbuhnya rasa dan emosi membuat Alex uring-uringan sendiri. Alex dikenal sangat jarang jatuh, tapi pada latihan kali itu, selama sebulan dia 2 kali jatuh.

Sebuah tulang kecil patah pada bagian tulang punggungnya, dan engkel yang juga retak. Membuat latihannya terhambat karena harus recovery. Semua gara-gara kurang fokus dan menurunnya konsentrasi.

Keberadaan Sasi membuat Alex seperti dipersimpangan jalan. Dia juga sudah mulai sayang pada Sasi yang dengan tulus mendampinginya, pada masa yang paling sulit sekalipun.

Namun bersamaan dengan itu, konsentrasi terpecah. Padahal di tebing semacam El Capitan, lengah sedikit akan membuat tubuh anda seperti meledak, saat terjatuh dari ketinggian yang tak terbayangkan.

Bayangan kengerian yang mencekam semua orang. Semua anggota timnya mulai khawatir, Sasi pacarnya, apalagi ibu Alex. Dan diam-diam Alex juga merasakan hal yang sama.

Hari H, ditahun 2016 ditentukan. Semua kamera sudah dipasang ditempatnya, siap merekam setiap adegan dan jurus-jurus andalan sang jagoan ketika memanjat sang kapiten.

Saat sejarah akan ditulis dengan tinta emas, ketika keangkuhan 1000 meter tebing Sang Kapiten akan dipanjat dengan cara free solo climbing.

Kaki kanan mulai memanjat, dan terus memanjat, diiringi kamera yang menyorot dari semua sisi. Alex terus memanjat, sampai pitch ke 6 dimana sang handikap free-blast menunggu.

Grook … grook … suara walkie talkie terdengar, lalu suara alex seperti yang putus asa …. Aku mundur, tak jadi meneruskan pemanjatan …. Semua terbengong, dan tak yakin dengan keputusan Alex sang pemanjat dunia.

Mengapa? Ada apa? Kunaon Alex ? Semua bertanya tanya. Alex tak menjawab, tapi saat dia sudah kembali di tanah rata, Alex merasa dia dilanda ketakutan setengah mati. Orang sunda bilang mah mungkin “geugeumeueun”.

Tapi tak seorangpun yang menyalahkan Alex, karena semua tahu persis. Memanjat dinding granit licin setinggi 1000 meter di El Capitan Yosemite, bisa diartikan bunuh diri.

Seorang pendaki senior bahkan memuji, bahwa tindakan Alex sungguh bijaksana. Karena sehebat apapun manusia, dia harus mengenali dimana batas-batas limit kemampuan dirinya, dan tidak terjebak pada pemikiran fatalis.

Alex berubah, yang seumur hidupnya hidup di mobil van, atas desakan Sasi, mulai mau membeli rumah, dan mengisinya dengan perabotan kesukaannya.

Ada “tarikan gravitasi” untuk hidup “normal” seperti juga pasangan yang lainnya. Ada kebutuhan untuk sebuah “a place, that we can call as a home”.

Setahun berlalu, sampai 2017. Alex harus mengakui bahwa obsesi itu masih ada dan tetap menyala di dada. Sasi sang pacar mengerti benar apa yang diinginkan oleh kekasihnya. Sekalipun sangat khawatir namun tidak menghalanginya, untuk kembali ke El Capitan.

Selama setahun itu perenungan dimulai. Seorang teman seniornya mengingatkan, saat kita mendaki dengan kamera dimana-mana, maka sejak itu mind-set kita berubah.

Alex yang polos dan apa adanya, yang tadinya memanjat hanya untuk merasakan sensasi dari hidup dan eksistensinya. Mulai berubah karena adanya media.

Alex juga diingatkan dengan jalan para ksatria, jalan pedang layaknya Musashi. Mereka para pendekar tak pernah mengingat dengan apa-apa yang akan terjadi kelak. Melainkan menjalani saja setiap langkah dengan segala kesungguhan. Soal nanti biarkan saja terjadi, sesuai dengan kehendak-Nya.

Alex Honnold kembali pada tugasnya, merampungkan apa-apa yang dicita-citakannya selama 8 tahun terakhir. Kabar meninggalnya teman dekatnya Ueli Steik di Himalaya, tidak menyurutkan langkahnya.

Temannya paham, lalu mereka hanya mengambil gambar dari kejauhan, memakai telelens, seraya menjaga jarak. Bahkan Sasi pasangannya, menangis di mobil karena “diusir” oleh Alex, agar tidak melihatnya di lokasi pemanjatan.

Ketika pemanjatan dimulai, hanya kamera di kejauhan yang mengambil gambar. Para operator yang notabene para sohib dekat, tak berani melihat layar monitor.

Semua sadar, bahwa hari itu bisa menjadi hari bersejarah yang layak dirayakan, atau hari kedukaan, dimana jenazah seorang teman, terpaksa dibawa dalam kantung mayat.

3 jam 56 menit Sang El Capitan ditaklukkan. Alex melambaikan tangan, semua hambatan dan handikap di tebing 1000 meter itu berhasil dilalui dengan free-climbing.

Sebuah cerita sejarah bertinta emas ditatahkan. Dibaca dengan mata berkaca-kaca karena haru dan bahagia.

Film Free solo yang dipersembahkan National geograpic ini dirilis akhir 2018, dan langsung menyabet 9 trofi penghargaan.

Film di atas bkan hanya bercerita tentang perjuangan dan kesungguhan. Bukan hanya determinasi dan keterampilan, melainkan sebuah transformasi. Sebuah perubahan mendasar dari seorang Alex Honnold.

Bahwa keberanian, tidak harus selalu dibungkus dengan sikap fatalis dingin yang beku. Bahwa tekad bulat, tidak harus dihiasi dengan wajah memerah garang. Bahwa komitmen, tak perlu dilukis layaknya kanvas datar, yang tanpa warna, tanpa rasa

Tags: Panjat tebingrock climbing

Related Posts

Trump Ancam Iran: Kalian Sedang Menggali Kubur Sendiri
Internasional

Trump Ancam Iran: Kalian Sedang Menggali Kubur Sendiri

17/06/2025
Membangun Ekonomi Kreatif dan Membranding Indonesia Lewat Media Sosial
Daerah

Membangun Ekonomi Kreatif dan Membranding Indonesia Lewat Media Sosial

31/05/2025
Viral! WNI di Jerman Tuding Islam Tak Cinta Damai
Internasional

Viral! WNI di Jerman Tuding Islam Tak Cinta Damai

12/05/2025
Kardinal Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Leo XIV—Paus Pertama dari Amerika Serikat dalam Sejarah
Internasional

Kardinal Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Leo XIV—Paus Pertama dari Amerika Serikat dalam Sejarah

09/05/2025
Dukung Palestina Merdeka, Netanyahu :  Dasar Teroris!
Internasional

Dukung Palestina Merdeka, Netanyahu : Dasar Teroris!

16/04/2025
Indonesia Kehilangan Titiek Puspa, Ikon Musik Lintas Zaman
Entertainment

Indonesia Kehilangan Titiek Puspa, Ikon Musik Lintas Zaman

10/04/2025
Next Post
Pamit Dari Subang, AKBP Sumarni Banjir Apresiasi

Pamit Dari Subang, AKBP Sumarni Banjir Apresiasi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

  • Zero Kasus Covid di Subang, Dinkes Tetap Siaga Sambut Kepulangan Jemaah Haji
  • Presiden Prabowo Tetapkan Empat Pulau Sengketa Resmi Milik Aceh
  • Wabup Subang Terima Kunjungan Pimpinan BULOG, Apresiasi Kinerja Serapan Gabah Capai 100,82 Persen
  • Trump Ancam Iran: Kalian Sedang Menggali Kubur Sendiri
  • BP Taskin dan BGN Dirikan 1.000 SPPG di Wilayah 3T untuk Dukung Program MBG
  • panen4d
  • joker123
  • slot777
  • slot scatter hitam
  • https://protuning.id/
  • https://ptnobelindonesia.com/
  • https://okegas.id/
  • https://dukcapil.selumakab.go.id/
  • https://store.scuto.co.id/wp-content/products/
  • https://selumakab.go.id/
  • https://dukcapil.selumakab.go.id/duta777/
  • https://krakatauniaga.co.id/run/
  • https://bossfood.co.id/wp-content/pound/
  • https://befood.id/run/?id=nanastoto
  • slot138
  • slot138
  • sultan69
  • joker123
  • slot mahjong
  • slot depo 10k
  • demo mahjong
  • slot bet 200
  • slot gacor
  • https://consumerstore.siccura.com/
  • https://blog.sparkresto.com/
  • https://jurnal.anfa.co.id/
  • sultan188
  • duniacash
  • https://dewa138.xyz/
  • sultan188 login
  • https://dhumanotmp.xoc.uam.mx/
  • https://programainfancia.xoc.uam.mx/
  • https://fe.unik-kediri.ac.id/
  • https://techno.ru.ac.th/en/contact/
  • sultan188
  • https://problemaseducacion.xoc.uam.mx/

Nitikan.id merupakan salah satu media siber yang berada dibawah naungan PT Poros Media. Nitikan.id ingin menyajikan konsep jurnalis yang memihak pada kepentingan publik, membawa pencerahan, membangun ruang kesadaran serta menumbuhkan semangat literasi dan perubahan.

Kategori

  • Daerah
  • Ekonomi – Bisnis
  • Entertainment
  • Headline
  • Hukum
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Politik
  • Profile
  • Ragam
  • Science
  • Seni Budaya
  • Tak Berkategori
  • Teknologi
  • Wisata
  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Term Of Use

© 2024 Nitikan.id

No Result
View All Result
  • Home
  • Headline
  • Internasional
  • Nasional
  • Daerah
  • Ekonomi – Bisnis
  • Entertainment
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Politik
  • Profile
  • Teknologi
  • Science
  • Wisata

© 2024 Nitikan.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • slot demo terbaik
  • https://grupoceleron.com/