SUBANG, Nitikan.id – Dampak dari cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi, para nelayan di pesisir pantai pondok Bali memilih tidak melaut.
Hal itu juga spontan berdampak pada penghasilan nelayan di pesisir Pantai Pondok Bali yang kini mengalami penurunan yang cukup drastis.
Hal itu dikatakan Mistam, nelayan asal Kabupaten Indramayu yang saat ini pendapatannya menurun akibat cuaca ekstrem.
“Saya memilih untuk bersandar saja, karena tidak mau ambil resiko. Dilaut gelombangnya tinggi,” katanya. Selasa, (27/12/2022).
Akibat cuaca ekstrem, Mistam mengaku untuk beberapa minggu kedepan Ia kehilangan mata pencahariannya.
“Biasanya saya sehari menjual hasil tangkapan di laut itu sampai Rp 500ribu sampai 1 juta, tapi saat ini saya dipaksa oleh alam untuk beristirahat, tapi disisi lain keluarga saya juga masih tetap tercukupi,” ungkapnya.
Karena saat ini tidak ada nelayan yang melaut dan tidak ada lelang, Koperasi Mina Saluyu Mayangan juga memilih tutup.
“Setiap tahun pasti seperti ini, kami tutup dulu sampai cuaca baik kembali,” kata Ketua Koperasi Mina Saluyu Mayangan, Rasa Nurasyid.
Rasa Nurasyid mengatakan bahwa beberapa hari kemarin pihaknya tidak menerima atau membeli hasil penangkapan nelayan sama sekali.
“Karena kemarin ada angin barat, jadi tidak ada lelang sama sekali, para nelayan tidak ada yang melaut karena takut gelombang tinggi,” katanya.
Rasa dan Mistam berharap cuaca segera membaik agar mereka dapat kembali mencari rejeki guna menafkahi keluarga.

