Nitikan.id – Dr. KH. Tafsir, M.Ag.,Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah,Mengatakan bahwa Muhammadiyah tanpa Nahdlatul ulama (NU) tidak akan menjadi suatu organisasi yang besar dan berkembang.
“Apalah artinya matahari tanpa bumi, nganggur! Mau ngapain matahari tanpa bumi. Coba Muhammadiyah tanpa NU, yang ngisi rumah sakit sopo yang ngisi sekolah sopo? Emangnya mau mengandalkan Muhammadiyah, raiso! Muhammadiyah itu banyak isi kepala, tapi minim jumlah kepala, itu Muhammadiyah,” Katanya.
Pernyataan tersebut diungkapkan kyai Tafsir saat penyampaikan sambutan pada acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Tengah.Bertempat di Pendopo Amangkurat Kabupaten Tegal.Sabtu (28/1/2023).
Pada sambutan yang Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. sampaikan, ia berterimakasih kepada Bupati Kabupaten Tegal Dra. Hj. Umi Azizah yang juga Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Tegal atas kontribusi NU terhadap jumlah pasien RS PKU Muhammadiyah Singkil Tegal. Pasalnya pada saat sambutan Bupati Tegal, Dra. Hj. Umi Azizah menyampaikan bahwa 90% dari total pasien RS PKU Muhammadiyah Singkil Tegal merupakan warga Nahdlatul Ulama.
“Beberapa rumah sakit kita (Muhammadiyah) memiliki fasilitas bebas kamar untuk Kiai-Kiai NU. Karena dengan hal tersebut, nantinya para Kiai NU akan woro-woro jika sakit nanti ke PKU saja,” ucap Tafsir seperti dilangsir dari pwmjateng.com.
Mantan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla alias JK pernah mengatakan, Muhammadiyah merupakan pemilik jaringan rumah sakit terbesar di Indonesia, setelah pemerintah dengan jumlah 119 rumah sakit.
Berdasarkan data Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah ada 162 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) hingga Agustus 2020. Di antara itu, berbentuk 60 universitas, 82 sekolah tinggi, 6 akademi, 9 institut dan 5 politeknik.
Apabila Muhammadiyah selangkah lebih di depan dari pada Nahdlatul ulama untuk bidang kesehatan dan pendidikan.Sedangkan NU lebih unggul dalam jumlah pondok pesantren.Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI),salah satu badan otonom (Banom) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bidang pengembangan pesantren mencatat sekitar 24.000 pesantren dibawah naungan NU.
Jumlah pesantren bergaya tradisional tetap menduduki posisi paling atas di antara pesantren modern dan kombinasi tradisional mencapai 13.477 pesantren.Artinya, lebih dari separuh pesantren di Indonesia didominasi pesantren tradisional.dikutip dari nuonline.
Seperti diketahui Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogjakarta dan Nahdlatul ulama didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari di Surabaya pada tahun 1926. KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan keduanya adalah murid atau santri Syekh Kholil Bangkalan, Madura.

