Nitikan.id – Sebuah video kisah sopir taksi mendapat tunjangan hari raya (THR) viral di media sosial. THR tersebut rupanya pemberian dari si penumpang. Bukan tanpa alasan penumpang ini memberikan THR kepada sopir taksi.
Sopir taksi ini ternyata sempat membelikan makanan berbuka puasa untuk penumpang tersebut. Lantas bagaimana kisah sopir taksi mendapat THR usai membelikan takjil penumpang untuk berbuka puasa?
Sebelum lanjut kisahnya, cari tahu dulu asal-usul THR.
Pada awalnya THR adalah pemberian sukarela bagi pekerja.Adapun orang yang pertama kali memperkenalkan konsep THR adalah Soekiman Wirjosandjojo, Perdana Menteri Indonesia ke-6.
Pada saat itu, kebijakan THR adalah bagian dari beberapa program kesejahteraan bagi pamong praja (sekarang PNS). Tujuannya, agar pamong praja mendukung kebijakan dan program-program pemerintah.
Pada awalnya, THR PNS ini berbentuk persekot atau pinjaman di muka, di mana nantinya harus dikembalikan lewat pemotongan gaji.
THR diberikan pemerintah kepada PNS sebesar Rp 125 hingga Rp 200 dan dicairkan setiap akhir bulan Ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Selain uang THR, PNS kala itu itu juga diberikan paket berupa sembako, yang jadi tradisi perusahaan-perusahaan di Indonesia jelang Lebaran hingga saat ini.
Sesuai aturan pemerintah saat itu, THR hanya berlaku untuk PNS, bukan pekerja swasta. Kebijakan tersebut rupanya ditentang keras oleh kaum buruh.
Buruh minta semua pekerja dapat THR. Organisasi buruh terbesar di masa itu, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) berada di front terdepan dalam perjuangan buruh.
Pada 13 Februari 1952, para buruh melakukan protes dengan mogok kerja dan menuntut pemerintah memberikan uang THR bagi para buruh.
Kemudian, kabinet Ali Sastroamidjojo, Perdana Menteri kedelapan Indonesia, mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1954 tentang Pemberian Persekot Hari Raja kepada Pegawai Negeri. Sementara itu, buruh gencar menuntut pemerintah.
Untuk mengakomodir buruh, pemerintah lewat Menteri Perburuhan S.M Abidin kemudian menerbitkan Surat Edaran Nomor 3667 Tahun 1954.
Aturan THR resmi pada 1994
Aturan mengenai besaran dan skema THR secara lugas baru diterbitkan pemerintah pada tahun 1994 yakni lewat Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi pekerja swasta di perusahaan.
Lewat peraturan ini, pemerintah mewajibkan semua perusahaan untuk memberi THR kepada pekerja yang telah bekerja minimal tiga bulan kerja.
Kebijakan itulah yang kemudian menjadi cikal-bakal kebijakan THR hingga saat ini.
Nah, itulah penjelasan tentang sejarah dan asal usul adanya THR di tanah air. Kebijakan pemberian THR ini ternyata hanya ada di Indonesia.
Di negara-negara lain, menjelang hari raya tidak ada tunjangan khusus sejenis THR ini. Adanya Holiday Allowance menjelang libur panjang tahun baru.
Sekarang kita lanjutkan lagi kisah sopir taksi yang mendapat THR.
Sebuah video kisah sopir taksi mendapat tunjangan hari raya (THR) viral di media sosial. THR tersebut rupanya pemberian dari si penumpang. Bukan tanpa alasan penumpang ini memberikan THR kepada sopir taksi.
Sopir taksi ini ternyata sempat membelikan makanan berbuka puasa untuk penumpang tersebut. Lantas bagaimana kisah sopir taksi mendapat THR usai membelikan takjil penumpang untuk berbuka puasa?
Pria bernama Adhiramsyah Choesin ini membagikan pengalaman mengharukan ketika dirinya tengah berada di dalam taksi.
Dia bertemu dengan sopir taksi yang begitu baik hati. Bagaimana tidak, sopir taksi ini membelikan dirinya minuman dan makanan untuk berbuka puasa. Padahal sebenarnya dia sudah menyiapkan dua porsi takjil untuk berbuka puasa.
“Buka puasa lagi di @bluebirdgroup, gw sudah bawa ta’jil di tas, sengaja siapin 2 buat bapak sopir. Karena memang sudah prepare bakal buka di jalan sudah gw kasihin,” tulisnya dalam video.
“Eh beliau melipir ke Indomaret, si Bapak beliin minum sama roti buat gw. MasyaAllah terharu banget, semoga kebaikan Bapaknya dibalas Allah SWT,” ungkapnya.
PLIS @bluebirdgroup DO SOMETHING FOR HIM! Nomor pintunya PT237, Pak Muhammad Cardi… (agak ketutupan terusannya di IDnya). Indahnya Ramadan,” sambungnya
“Habis itu mobil jalan lagi, gw cuma bisa diam, tertegun, merenung,” jelasnya.
“Dari sekian banyak taksi, pasti Allah ada maksud ngasih pengalaman ini ke gw,” lanjutnya.
“Langsung gw niatin untuk ngasih berkah ke bapaknya. Terbesit ‘mungkin Allah sengaja mau ngasih rezeki buat bapaknya lewat gw’,” tambahnya.
“Turun di sini saja?,” tanya sopir taksi ini.
“Iya di sini saja Pak,” jawab pria ini.
“Serius nih? Berani ya sendiri?,” tanya sopir ini yang memang dikatakan suka bercanda.
“Berani dong. Pak, karena Bapak tadi ngasih aku buat buka, ini THR buat bapak,” ujar pria ini sembari memberikan uang.
“Ya Allah,” kata sopir ini kaget melihat banyaknya uang yang diberikan penumpangnya.
“Bapak pegang saja, soalnya saya terharu Bapak beliin aku makan. Pegang saja, pegang saja, jangan nangis,” kata pria ini.
“Enggak Pak, saya ikhlas Pak,” ujar sopir ini.
“Iya, saya juga ikhlas ini. Dari Allah Pak rezekinya,” kata pria ini.
“Ya Allah Pak, banyak sekali ini Pak,” ujar sang sopir dengan suara bergetar.
“Pegang saja enggak apa-apa ya,” kata pria ini.
“Ya Allah Alhamdulillah,” ujar sopir ini bersyukur.
“Semoga sehat-sehat, rezeki lancar ya Pak ya,” kata pria ini
Tadi kenapa Bapak beliin saya (takjil) Pak?,” tanyanya.
“Saya suka saja, kalau berbarengan kita puasa,” jawab sang sopir setelah sempat tak bisa berkata-kata.
“Air mata baru netes pas keluar taksi. Bapak tadi ikhlas ngeluarin mungkin 10 ribu untuk berbagi makanan buka, mikir ‘kok gw susah banget kala mau beramal, banyak mikirin diri sendiri. Padahal Allah bilang di sebagian rezeki gw ada rezeki orang lain’,” ungkapnya.
“Apalagi bulan Ramadan, bulan penuh berkah. InsyaAllah dilipat gandakan pahalanya,” tutupnya.
Sumber: akun Instagram viral.menarik, Minggu (17/4/22)

